Teks: Fadly Zakaria.M
Gelombang rilisan ampuh band-band hardcore/punk ataupun punk rock di tahun 2024 semakin balance beredar di publik. Bahkan banyak pendatang baru dari beragam kota dengan tingkat produktivitas tinggi melahirkan karya canggih.
Berikut 15 rilisan yang menurut saya layak masuk ke dalam pilihan “Terbaik-Terbaik 2024”. Enjoy for the short review!
1. Prejudize – Echoes of Life
Jujur aja, ketertarikan menyimak Prejudize ketika baru melesatkan single “Blazing Pledge” pada tahun 2023 lalu, karena berani meramu selipan nuansa old school death metal dan industrial ke dalam materi modern heavy hardcore. Racikan itu berhasil dilanjutkan pada “Echoes of Life” sebagai salah satu album paling meledak di otak saya. Poin favorit lainnya, di mana permainan olah vokal ala stoner rock juga dilebur dengan cermat. Arian13 (Seringai) juga turut berbagi suara pada trek keempat berjudul “Against My Self”.
2. Saturday Night Karaoke – Life!
Punk rock lokal jagoan saya tidak lepas dari trio asal Bandung yaitu Saturday Night Karaoke yang terbukti konsisten berkarya selama 16 tahun. Melalui album terbaru “Life!”, mereka coba menorehkan manifesto pendewasaan sebagai band serta tiap personil solidnya saat ini. Namun tidak meninggalkan konsep lawasnya menuangkan kisah romansa lucu yang bermelodi catchy di beberapa trek sebagai penyeimbang.
3. PAIN – False Victory, Delusion of Profanity
Kalo suka dengan distorsi kasar bermuatan hardcore dan old school Swedish death metal, wajib dengerin debut EP luar biasa dari PAIN. Darah segar dari Singkawang (Kalimantan Barat) satu ini sudah paham bagaimana caranya merangkum semua kegilaannya menjadi album yang sangat nyaman untuk menghantui kupingmu. Jadi pengen nonton mereka langsung sih.
4. Kenya – Trust No One
Pulau Dewata juga mempunyai amunisi hardcore/beatdown berbahaya yaitu Kenya. Sempat tertidur lama selama 11 tahun, akhirnya mereka berkomitmen untuk bangkit di momen yang tepat ketika musik hardcore semakin banyak dinikmati dan meledak hingga pasar internasional. Trust No One, sebuah dentuman menggelegar pembuktian era baru Kenya. 100% Denpasar Real Da Shit!
5. Fraud – Master of Hatred
Monster hardcore/beatdown Surabaya, Fraud, kembali unjuk taring melalui maxi-single “Master of Greed” dan “Under Pure Hatred”. Cukup terkesima suguhan kejam dalam tampilan materi hingga output yang sangat nendang. Selipan melodi ngebut dari Agung (Burgerkill) menambahkan kompleksitas yang belum pernah dibawakan oleh Fraud sebelumnya. Semakin menyala tanpa celah. Selain dirilis dalam format kaset oleh Disaster Records, Master of Hatred juga dirilis melalui label musik Australia yaitu Loudmouth Records. Segan!
6. The Jansen – Durja Bersahaja
Lo-fi punk rock andalan kota Bogor kembali membuktikan produktivitasnya melalui album “Durja Bersahaja”. Dengan berisikan 12 trek, duo bersaudara Tata dan Adji sengaja memakai perangkat lawas untuk mengejar hasil eksplorasi output vintage yang diinginkan. Bahkan proses rekaman gitarnya pun hanya ditodong menggunakan ampli kamar saja. The Jansen masih mempertahankan tiga chord, kosakata bahasa Indonesia, dan judul lagu panjang yang sudah menjadi karakteristik mereka sejak awal.
7. COLORCODE – Check My Sanity
Baru berusia dua tahun, satu pendatang baru bernama COLORCODE patut diacungi jempol. Kedua EP mereka termasuk yang telah rilis tahun ini yaitu “Check My Sanity” berhasil menghadirkan gaya permainan emotive pop punk super keren. Pelafalan sang vokalis yang didominasi bahasa Inggris serta karakter suaranya cukup membawa seluruh karya COLORCODE menjadi lebih hidup. Yogyakarta punya nih, Fren!
8. Tabraklari – Keluar Tumbuh Liar
Perpaduan musik hardcore/punk berunsur lirik komedi kembali diutarakan oleh Tabraklari dalam 21 trek terbaru. Durasi setiap materi pada album ini terbilang lebih singkat daripada album sebelumnya, rata-rata gak ada yang berdurasi kurang dari satu menit. Favorit ke-gesrek-an pada “Keluar Tumbuh Liar” bisa disimak lewat trek-trek seperti ABRI (Abang-abangan Ribet), Andai Ku Jadi PNS, Salah Jalan, Agency, dan Jangan Hina Kuli. Kalo favorit kalian yang mana saja?
9. HARDIK – Frihet
Inspirasi besar Bikini Kill sangat mempengaruhi musik dan pergerakan HARDIK dalam menyuarakan bentuk kritik tajam melalui semburan distorsi kasar hardcore/punk era 80an. Frihet, sebuah EP yang menitik beratkan sebuah pesan utama terhadap krisis identitas serta stigma buruk kepada kaum marjinal. Sumbu penyulut lirik eksplosif yang dilontarkan sang vokalis, Nabilla, banyak berputar ketika seseorang ingin pergi menuju kebebasan untuk meninggalkan lingkaran tatanan sosial yang carut marut.
10. Maio – Ode Nihilis dari Utara
Tampil beda sebagai band hardcore/punk pada umumnya membuat Maio berhasil merenggut pendengar baru dengan cepat. Mereka semakin mahir meracik formula musik hardcore/punk, punk rock, rock n’ roll, dan adanya sedikit sentuhan jazz yang kembali dilontarkan ke dalam “Ode Nihilis dari Utara”. Keseluruhan elemen non-ekstrem yang berhasil disatukan secara harmonis. Dengan sikap penuh pesimis, album ini adalah bentuk refleksi kritis terhadap apa pun yang dekat dengan hati dan pandangan mereka.
11. Righting Wrong – Kala
Menuju perjalanan dua dekade, Righting Wrong yang bekerjasama dengan Samstrong Records telah memuntahkan “Kala” sebagai rangkuman karya terbarunya melalui kepingan fisik cakram padat dan kaset, serta tersedia juga dalam format digital. Materi yang dibawakan terasa lebih menggugah amarah daripada kedua album sebelumnya. Semua juga didukung dengan hasil mixing dan mastering yang cukup menggelegar. Tancapkan Kala dengan headphone atau speaker terbaikmu!
12. Dirty Ass – Manifes
Garage punk raw power anti ribet, itulah satu kalimat yang bisa saya rangkum dari pesona EP Dirty Ass “Manifes”. Meskipun terdengar asal-asalan dari karakter sang vokalis, namun cerita dibalik keempat trek ini memiliki arti tersendiri yang kuat. Gambaran tentang pergumulan melawan hawa nafsu sebagai musuh yang berat untuk ditaklukkan hingga trek Utopis Delusional yang memberikan sisi religius melalui sudut pandang jika kita tidak perlu bertaruh dan cukup berserah saja, hanya bersikap baik akan jauh lebih menyenangkan.
13. Seeds – Has the Best Way Been Formulated?
Balutan sampul album yang begitu menyegarkan nampak berbanding terbalik dengan repertoar kemuraman yang ditulis Seeds dalam EP “Has the Best Way Been Formulated?”. Serpihan amarah kemuakan dari lubuk hati tentang seseorang yang berjuang untuk keluar dari quarter life crisis berhasil dibalut dalam olahan nuansa hardcore/punk yang catchy. Good stuff from SBHC!
14. FourthySixth Block – Destruction and Creation
Sepertinya saat ini hanya terdengar segelintir nama saja yang terus mempertahankan eksistensinya membawa melodic punk rock termasuk FourtySixth Block. Salut sekali ketika mereka tetap berada di garda terdepan layaknya band-band punk rock jebolan Pizza of Death Records, seraya membuka playlist nostalgia circa putih abu-abu. Selamat menikmati “Destruction and Creation” yang begitu tegas tanpa kompromi.
15. Bigfools – Promo 2024
Lagi dan lagi, heavy hardcore bermuatan riff-riff metal gak ada matinya digandrungi oleh anak muda masa kini sehingga banyak terlahir regenerasi berbahaya termasuk salah satunya Bigfools. Demo album “Promo 2024” berisikan 2 trek ini mewakili bagaimana kegaharan mereka terlihat matang sebagai pendatang baru. Selipan teknik vokal pig squeal di pertengahan trek Weight of Burdens mengingatkan nuansa kejayaan band-band slamming era 2010an silam. Mulai dari sini, saya sangat menunggu lahirnya EP ataupun album penuh Bigfools.