Teks: Fadly Zakaria.M
Jujur, di tahun ini, saya banyak mengulang beberapa album-album terbaru pilihan yang cukup nempel di kuping. Bahkan jarang sekali untuk menantang ke luar dari zona playlist nyaman tersebut.
Entah dari saya yang terlalu larut atau malas mengeksplorasi satu persatu adanya rilisan-rilisan baru lainnya. Bahkan sudah jelas banyak yang tertinggal untuk didengarkan. Tanpa memperpanjang basa-basi lagi, inilah total ada 15 album “terbaik-terbaik”. Pastinya, pilihan ini ada di dalam ranah musik pop, rock, dan alternative. Kalo pengen simak ulasan genre cadas dan berdistorsi bisa cek di artikel lainnya.
1. Thee Marloes – Perak
Kota Surabaya patut berbangga dengan Thee Marloes, karena mereka layak menjadi sorotan baru melanjutkan perjalanan Silampukau menggeliat di industri musik. Secara mengejutkan pula, debut album “Perak” berhasil membawakan mereka bergabung dengan label khusus soul/funk ternama asal New York, Big Crown Records. Alhasil, nama Thee Marloes semakin melambung tinggi serta kepingan vinyl-nya pun laku keras untuk dinikmati di pasar global.
2. Majelis Lidah Berduri – Hujan Orang Mati
Hutang band lawas yang sempat dianggap mitos ini akhirnya lunas secara berkala. Melalui “Hujan Orang Mati”, membuktikan obrolan dua tahun lalu telah direalisasikan dengan mutlak oleh Majelis Lidah Berduri. Memperdalam bagaimana album ini penuh dengan refleksi duka pribadi yang dibentuk dari serpihan kesedihan setelah ditinggal orang-orang tersayang.
Seperti biasanya, kalo sudah akrab mendengarkan konsep dari era Melancolic Bitch, inilah wujud reinkarnasi sempurna dalam tubuh Majelis Lidah Berduri.
3. BANK – Fana
Band baru, wajah lama, itulah BANK. Bisa juga dibilang sebagai supergrup yang memainkan kemilau musik pop/elektronik bertaburan semangat dansa dan euforia. Fana juga didukung oleh banyaknya layer aransemen dan instrumentasi sehingga membuat hidup dalam departemen musik yang sudah dibangun rapi. Meskipun adanya dua trek yang menurut saya mengganggu “pesta” di dalam Fana, namun semuanya masih bisa tertutupi oleh nomor lainnya.
4. Skandal – Melodi
2024, bisa dibilang tahun produktivitas Skandal mencapai titik maksimal. Keistimewaan materi dalam debut album “Melodi” seakan menggiring kalian untuk tidak perlu effort mencerna semua trek lebih lama, karena formula yang selalu ditampilkan Skandal sangat berhasil menghadirkan konsep sederhana yang memorable. Poin tersebut dibalut dalam torehan lirik yang straight forward untuk mudah mengajak orang ber-sing along.
5. Kelompok Penerbang Roket – KOMA
Mesin trio rockers ibukota satu ini sepertinya terus memanas. Berselang satu tahun dari Aksioma, Kelompok Penerbang Roket melanjutkan rilisan terbarunya dalam suguhan mini album “KOMA”. Tema besar yang yang coba diangkat tidak jauh dalam pola cerita tentang kritik sosial hingga perjalanan emosional individu. Di sini, KOMA bisa diartikan sebagai jeda perjalanan menuju langkah berikutnya, bukan sebagai akhir.
6. Satu Per Empat – Semoga Beruntung Nasib Buruk
Sempat acuh untuk mendengarkan beberapa promo single menuju perilisan album, namun bisikan gaib itu tiba muncul hasrat untuk mendengarkan setelah benar-benar rilis dalam album penuh “Semoga Beruntung Nasib Buruk”. Terpukau, itu satu kata yang saya rasakan. Eksplorasi musiknya semakin luas untuk merasuki ranah pop menggila. Saya pun selalu heran dan mempertanyakan, tabungan lirik-lirik cerdas di otak Bismo (vokalis) seakan gak pernah habis. Segan!
7. Jordan Susanto – Jordan
Setelah mengagumi karya-karya Teddy Aditya dan Kunto Aji, akhirnya ada solois pria lainnya yang melahirkan rilisan canggih yaitu Jordan Susanto. Bisa saya bilang kalo album penuh miliknya berjudul “Jordan” cukup ampuh membawa karismatik tersendiri di industri musik nasional dengan pesona pop, soul, R&B super catchy berkelas internasional. Satu trek berjudul “Senopati in the Rain” sempat viral dan menjadi buah bibir di playlist para Jakartans, namun kalian bisa simak trek lainnya yang gak kalah magis. Layak diacungi jempol untuk pendatang baru satu ini.
8. Barasuara – Jalaran Sadrah
Terpukau lagi atas lahirnya album keren “Jalaran Sadrah” dari Barasuara setelah Pikiran dan Perjalanan yang menurut saya kurang nendang. Aransemen musik, pemilihan diksi berestetika tinggi, dan notasi nada tetap menjadi kekuatan utama di setiap lini. Dinamikanya pun pada pergantian trek juga lebih rapi serta terasa mudah dicerna tanpa perlu mengulang beberapa kali. Tidak berat untuk saya katakan kalo album ini sangat solid.
9. Banda Neira – Tumbuh dan Menjadi
Memilih Sasha sebagai personil tetap seakan membuka secercah harapan baik yang begitu luas bagi Ananda Badudu untuk melanjutkan perjalanan Banda Neira. Tumbuh dan Menjadi adalah semacam penutup trilogi dari dua album sebelumnya “Berjalan Lebih Jauh (2013)” dan “Yang Patah Tumbuh, yang Hilang Berganti (2016).” Nuansa album yang lebih spesifik bercerita akan kehidupan yang relate dengan kita semua, tidak jauh tentang harapan, mimpi-mimpi, ketakutan, dan pastinya soal romansa.
10. Sigmun – Maladies
Ketika “Mahazare” berkumandang terlebih dahulu di tahun 2023 sebagai jembatan menuju lahirnya EP “Maladies”, ekspektasi saya masih takjub dengan distorsi Sigmun yang konsisten dalam kadar sebuah kesempurnaan band pshychedelic rock. Berisikan empat trek saja, namun materinya terasa cermat untuk dinikmati secara berkala. Maladies menjadi obat rindu berkelas setelah kembalinya masa produktif Sigmun merilis album.
11. Swarm – Badai
Melalui durasi hampir selama 9 menit, Swarm menawarkan sisi emosional yang lebih personal dalam tiga trek menyayat hati. Rangkuman hasrat diantara bentuk sinema dan seni lainnya terasa sangat dekat pada “Badai”. Swarm pun membawa konsep EP ini sampai ke dalam format film pendek. Semua dikemas dengan detail, kemudian perlahan terurai dengan maksimal tanpa celah.
12. Bernadya – Sialnya, Hidup Harus Tetap Berjalan
Tahun 2024 tidak jauh dengan kesuksesan karir Bernadya yang bersanding dengan debut album mempesona. Bukan tentang karena hanya viral di TikTok saja, tapi secara keseluruhan materi album yang dibawakan terasa tidak perlu effort namun isi yang disampaikan sangat relate dengan apa yang terjadi di kehidupan romansa masa kini. Bentuk kemuraman dalam balutan pop sendu cukup menawarkan sentuhan mendalam bagi pendengar. Kegilaan “Sialnya, Hidup Harus Tetap Berjalan” sampai masuk ke dalam Top 50 Charts Spotify Global. Total streaming album tersebut sudah tembus 500an juta pendengar. Gokil sih!
13. Alone At Last – Sendiri Vs Dunia 2.0
Salah satu kejutan di akhir tahun di mana Alone At Last membagikan album terbaik dalam format baru yaitu “Sendiri Vs Dunia 2.0”. Yap, seluruh trek berhasil diaransemen ulang menjadi lebih modern namun tidak melupakan benang merah di musik emo. Adanya penambahan secuil lirik dan part breakdown yang cukup nendang di beberapa trek membawa nuansa pelengkap yang cerdas. Semoga album ini bakal diperluas sebagai bekal tur serta showcase spesial Alone At Last di tahun 2025 mendatang.
14. LIGHTSOUT – Re-Falling Apart
Setelah tertidur selama 9 tahun, akhirnya babak baru dari band post-hardcore bernama LIGHTSOUT telah dimulai melalui semburan EP “Re-Falling Apart”. Menyimak dua single sebagai perkenalan yaitu “Constant World” dan “Shaping Me” sudah bisa saya simpulkan dengan cepat bahwa keseriusan mereka untuk kembali meramaikan ranah distorsi sangat layak disambut dengan baik. Resep jitu bagi pendengar yang akrab dengan aroma Have Heart, Drug Church, dan Quicksand.
15. People of the Sun – Akal/Bagaimana Jika Gelap
Datangnya vokalis baru membawa People of the Sun kembali merangkai sesuatu yang fresh dalam suguhan maxi-single “Akal/Bagaimana Jika Gelap”. Semakin meninggalkan ruang sendu dan melankolis. Saat ini, mereka tampil nge-rock namun tidak melupakan titik temu diantara nuansa pop/alternative yang catchy. Fakta menarik di mana sang vokalis dan juga bassis saling berbagi suara pada maxi-single ini.