Keriuhan 13 Tahun Hingar-Bingar Lawless Fest!

Teks & Foto: Fadly Zakaria.M

Angka 13 memang sudah mendarah daging dengan Lawless Jakarta. Mitos sebagai angka sial jauh dilupakan dalam kesuksesan sajian hingar-bingar perayaan 13 tahun lewat Lawless Fest yang digelar pada 10 November 2024 di M Bloc Space Jakarta.

Sedikit terlambat datang dikarenakan kondisi cuaca yang sudah memasuki curah hujan lumayan tidak menentu. Yah, setiba di venue pukul 15:40 ditemani rintik gerimis di area Blok M dan ke-skip melihat band pembuka sang penyembah distorsi kotor HM2 yaitu World Domination. Hadeh.

Terdengar gemuruh dari tiketing di stage Bloc Bar, saya pun lanjut bergegas untuk melihat jagoan “Ciledoom” bernama Kultus. Ada yang berbeda dengan line up mereka, di mana tambahan satu personil rhythm gitar dan posisi drummer dibantu oleh Akbar (Amerta) yang membuat semua terdengar makin padat. Geser ke stage Live House untuk menikmati dentuman kuartet sludge/metal yang baru saja merilis album penuh kedua Aljabar, Godplant. Akhirnya terjawab lunas rasa penasaran saya ketika mereka mengumandangkan beberapa single andalan dari album baru.

Balik ke sebelah sudah ada bapack-bapack hardcore veteran, Dead Pits, kian asik membakar adrenalin penonton. Beginilah definisi makin tua tetap liar dengan stage act yang keren. Setelah enjoy nonton lima lagu, saya bergeser lagi untuk melihat unit chaotic idola asal Yogyakarta yaitu Cloudburst. Gilak sih, meskipun banyak bertaburan hitungan ganjil tapi saya akui maennya rapi banget. Mereka kayak kesurupan ruhnya Jacob Bannon dkk.

Break sejenak menikmati udara segar di area luar sambil nungguin jadwal line up selanjutnya di Bloc Bar. Eh iya, Lawless Jakarta juga menghadirkan pop up booth ketiga brand-nya seperti Lawless Burgerbar dengan menu signature 13Burg, Lawless Donuts, dan Ratatat untuk melengkapi asupan isi perut. Gak cuma itu saja, adanya suguhan DJ set di sudut area booth FNB cukup membuat panas rekan-rekan untuk turut beranjak meramaikannya.

Saatnya distorsi dinyalakan ketika waktu sudah menunjukkan pukul 18:10, di mana Sunbath mengambil alih Bloc Bar. Cukup terkesima melihat mereka pertama kali, semuanya sangat diterima dengan sopan sampai pada akhirnya ditutup dengan trek andalan Paralyzed. Di stage Live House juga gak mau kalah, titik epic Sunlotus berhasil membius penonton dengan khidmat. Mereka membawakan satu unreleased track yang entah kapan akan dirilis, ujar Made sang vokalis dan gitaris.

Alur pembagian rundown Lawless Fest ini sangat enak dinikmati, dinamikanya terasa sekali dimanjakan oleh pemilihan line up yang tepat. Yah, gak diragukan lagi karena semuanya dikurasi oleh salah satu founder Lawless Jakarta, Arian13.

Lanjut digempur dengan pesona atmospheric black metal dari Pure Wrath yang sepanjang performance-nya memamerkan ikon logo terbaru. Proyek one man dari Januaryo Hardy ini sudah fasih bagaimana caranya mencengkram adrenalin massa hitam untuk tidak beranjak sampai detik akhir. Kemudian memasuki area sebelah seraya dihajar oleh pendatang baru yang memainkan oldschool death metal bernama Vultures. Sangat disayangkan adanya satu kendala pada suara microphone kurang maksimal. Selain itu, aman aja sih.

Titik didih berlanjut dipanaskan oleh ZIP yang membombardir area mosh pit. Sing along dan two step dancing semakin tak terkendali. Total chaos! Kemudian saya tidak mau kelewatan penampilan yang ditunggu yaitu Avhath dan Kuntari di Live House. Keduanya memainkan full set album kolaboratif perdana mereka, ‘Ephemeral Passage’ yang akan rilis pada 6 Desember esok. Magis dan horor, itulah gambaran apa yang saya lihat.

Sementara itu, penampilan memukau Ssslothhh menutup jadwal stage Bloc Bar dengan trek-trek canggih dari Phenomenon dan Celestial Version. Perombakan sedikit formasi solid terbarunya memang punya magnet tersendiri. Tidak lama segera beranjak menuju sebelah untuk menuntaskan pesta ini sembari istirahat sejenak di dekat FOH.

Sedikit mundur beberapa menit sesuai rundown pukul 10 malam, akhirnya latar berwarna putih dengan visual logotype Komunal dinyalakan dan kuartet rock petir bergemuruh membabi buta di atas panggung selama satu jam penuh. Bassisnya si Morrg semakin nyaman sewaktu perform berdandan ala black metal setelah join sama Vlaar. Crowd yang turut ber-sing along tanpa henti sembari circle pit tipis-tipis menjadi mesin pemanas yang ampuh. Segan!

Over all, konsep Lawless Fest benar-benar menyajikan apa yang menjadi branding mereka sejak awal dalam ranah musik sidestream. Kebebasan menghadirkan line up yang menurut saya cukup berani adalah poin utama yang sangat menarik, karena jarang ditemukan dalam festival berskala underground yang proper lainnya. Gak heran banyak didominasi oleh band-band bernuansa sludge, doom, stoner rock, black metal, death metal, hardcore/punk, hingga shoegaze. Cukup terbilang segmented tapi keren banget.

Semoga bisa berkelanjutan di tahun yang akan datang. All hail!