Foto: Amerta I Teks: Fadly Zakaria.M
Sebuah proses selama 5 tahun cukup membuat Amerta berhasil merefleksikan sebuah karya canggih bernama “Nodus Tollens“. Kesabaran, ketekunan, dan eksplorasi musikal yang tidak biasa namun membanggakan.
Nodus Tollens, debut album penuh Amerta berisikan 10 trek yang rilis per 11 Oktober 2024 kemarin dalam format digital. Pemilihan nama Nodus Tollens diambil dari gambaran momen ketika seseorang menyadari bahwa narasi hidupnya sudah memasuki fase yang tidak masuk akal. Merasuki kondisi yang kita alami di tengah dunia penuh dinamika tak menentu, tidak bisa ditebak, dan penuh teka-teki. Amerta mengajak pendengar untuk menelusuri kegelisahan eksistensial, perenungan hidup, serta perjalanan batin dalam menghadapi ke-chaos-an di dunia nyata.
Pengalaman kolektif setiap warna yang dibawakan semua personil membawa energi tersendiri untuk menguatkan materi pada Nodus Tollens. Seperti contoh kecil pada departemen lirik diambil dari tulisan setiap personil yang kemudian dirangkai sebagus mungkin. Hal tersebut tidak lain dan bukan untuk menghidupkan chemistry satu dengan lainnya.
Satu trek cover menarik yang dipilih Amerta yaitu karya Guruh Soekarno Putra yang dinyanyikan oleh sang legendaris almarhum Chrisye berjudul Karya Sang Surya Tenggelam juga masuk ke dalam album Nodus Tollens. Mulai dari trek inilah, bisa dibilang Amerta banyak dikenal oleh pendengar dari beragam spektrum musik cadas. Selain itu, pastinya Amerta sudah mendapat izin secara resmi dari pihak label Musica’s Studio untuk merekam dan membawakan trek tersebut dalam format live.
Bisa saya simpulkan ketika mendengar keseluruhan Nodus Tollens, di mana Amerta sangat cerdas menyeimbangkan melodi yang emotif, tingkat agresivitas tinggi, hingga racikan aransemen yang berpetualang. Titik tengah album ini berhasil mempertemukan diantara post-metal yang kelam untuk bisa menggoda penikmat musik ala shoegaze dan eksperimental.
Komposisi sempurna untuk bisa saya nobatkan Nodus Tollens sebagai salah satu album of the year 2024.