Tanin, Senyawa Beracun Dari Lantunan Syahdu Layung Temaram

Layung Temaram, setelah merilis dua single saja dalam karir bermusiknya dengan melepas “Pulang Rumah” pada 2017 dan “Bunga Kertas” pada 2018 lalu, kini mereka baru saja memperkenalkan debut albumnya “Tanin”. Di tahun 2019 inilah Layung Temaram benar-benar mempersiapkan porsi tersendiri untuk melepas “Tanin” sebagai amunisi yang sempat ditahan karena kesibukan para personilnya.

Tanin, dilepas langsung secara khidmat di gerai platform digital pada 30 Agustus 2019 seperti iTunes, Spotify, Deezer, Joox, dan lainnya. Memakan waktu selama 3 tahun bisa dibilang cukup lama melepaskan sebuah debut EP ataupun album penuh sekaligus, namun disini Layung Temaram yakin dalam kurun waktu tersebut bisa merampungkan segala materinya dengan matang. Memasuki awal tahun 2019 sampai sekarang, unit Pop/Folk satu ini sedang ramai juga akan jadwal panggung hampir di setiap akhir pekan.

“Tanin merupakan sejenis senyawa yang tersebar pada banyak jenis flora di dunia dan saat ini banyak digunakan di ranah kedokteran untuk dijadikan obat-obatan, tapi siapa sangka pada zaman dahulu saat ilmu kedokteran belum seperti sekarang, senyawa ini justru dianggap beracun dan berbahaya. Jadi intinya, semua hal buruk yang dihadapi manusia selama hidup, bisa saja menjadi bermanfaat bagi para insan tertentu yang memiliki cara sendiri dalam menyikapi dan bersudut pandang.” ujar Layung Temaram.

Akan ada 10 track dalam debut album ini dengan menampilkan juga beberapa kolaborasi spesial bersama rekan musisi lokal yakni Bima (Timeless), Monzy (The Flins Tone), Roni Udara (Rubah Di Selatan), dan Qanita Nitnot (Humi Dumi). Layung Temaram sendiri ingin mempresentasikan bahwa album ini punya pesan juga bahwa tidak ada batasan tertentu, karena dari kolaborasi tersebut masing-masing mewakili adanya sajian lintas genre.

Ditulis oleh Fadly Zakaria.M

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *