Foto: Shrine I Teks: Fadly Zakaria.M
Saya merasa elemen musik bernuansa shoegaze/post-rock dalam satu hingga dua tahun belakangan ini semakin banyak meraih simpati para penikmat musik terutama kaum Gen Z. Contoh kecilnya saja beberapa band yang sudah eksis terlebih dahulu memainkan genre tersebut seperti The Milo, Cherry Bombshell, Polyester Embassy, Sugarstar, A Slow In Dance, Under the Big Bright Yellow Sun, Heals, Lightspace, Sunlotus, kemudian di gelombang paling segar selanjutnya ada Enola dan Fleuro.
Di Surabaya, muncul satu nama baru lagi yaitu Shrine. Kuartet yang sekaligus menjadi roster Paska Records ini baru saja merilis debut EP berjudul “Sacred Limbo“. Mereka menyikapi tentang segala poros kehidupan yang sekiranya unik dan segala ketidakpastian tiap individu untuk dituangkan ke dalam semua materi album. Pengalaman di tengah ketidakpastian pasti meninggalkan kenangan pahit yang berujung untuk membentuk identitas seseorang.
Tiap bait lirik yang mengudara dalam EP adalah sematan hasil berbagai peristiwa seperti kehilangan orang yang dicintai, kebingungan dalam hidup, perjalanan mencari sebuah ketenangan, hingga pengakuan diri yang terlepas dari kegagalan masa lalu. Pesona kombinasi ambient soundscape dan suguhan melodi sederhana cukup membawa komposisi musik Shrine lebih dinamis.
Sacred Limbo layak didengarkan untuk meredakan hati dikala sedang resah akan pasang surutnya kehidupan yang fana ini. Semoga Shrine berlanjut dengan segala konsistensinya yang semakin luas.