Band Progressive/Metal veteran asal Amerika Serikat, Protest The Hero, baru saja merilis album penuh kelimanya yang dinamakan Palimpsest. Sebelumnya Protest The Hero menawarkan materi gilanya pada album Volition (2013) dengan gabungan konsep musik ala Queensrÿche dan Between The Buried And Me, hingga kembali dalam karakter musiknya dalam mini album Pacific Myth (2016). Kini mereka semakin bereksplorasi meluaskan garis musik progressivenya dalam album terbaru Palimpsest.
Luke Hoskin sang gitaris mengungkapkan bahwa banyak kendala disaat proses dibalik layar menggarap semua materi hingga masuk ke dalam sesi recording. Sebuah challenge tersendiri bagi Protest The Hero untuk merampungkan semua proses tersebut, dimana juga sang vokalis Rody Walker memutuskan untuk rehat sejenak pada tahun 2018 karena ada gangguan pada suaranya paska sepanjang tour. Bulan November 2019, akhirnya semua sesi recording berhasil diselesaikan Protest The Hero.
Bagi saya album Palimpsest seketika membuat flashback pada riff-riff melodi di era album Kezia dan Fortress, namun telah disempurnakan dengan format pendewasaan musik dari Protest The Hero itu sendiri. Menariknya lagi adanya selipan elemen orkestra yang menambahkan sisi kemewahan keseluruhan materi pada album Palimpsest. Bisa saya bilang inilah album terbaik yang pernah dilahirkan Protest The Hero, jikala kalian mendengarkan 13 tracknya secara penuh maka akan bisa merangkum argumen tersebut.
Streaming albumnya disini
Ditulis oleh Fadly Zakaria.M