Foto: Purpla I Teks: Fadly Zakaria.M
Cinta, Jakarta, dan sepak bola, itulah yang selalu saya ingat ketika mendengar kata Purpla. Saat ini, mereka baru saja melepas rangkuman ketiga poin tersebut dalam debut album penuh bernama “Peron Fantasi“.
Meskipun banyak terpengaruh dari gaya bermusik ala british rock, Purpla sepenuhnya cenderung tidak sok-sokan ke-Inggris-an dalam menuangkan seluruh bahasa lagunya. Malah sebaliknya, kesepuluh trek yang berada pada Peron Fantasi serta beberapa materi deretan single lepas sebelumnya memakai bahasa Indonesia semua. Salut atas konsistensinya.
Metafora kehidupan masyarakat urban yang dinamis dan penuh warna sangat digambarkan pada Peron Fantasi. Peron, mempunyai arti akan tempat persimpangan beragam tujuan, atau pun menjadi simbol bagaimana cinta, sepak bola, dan hingar-bingar perkotaan saling bersinggungan. Dalam arti kata lain seperti kereta yang membawa penumpang menuju destinasi berbeda, setiap langkah di peron memiliki makna unik bagi setiap individu.
Peron Fantasi juga memiliki sarat makna tersendiri untuk merepresentasikan perjalanan hidup yang penuh liku, di mana setiap perjumpaan dan perpisahan di peron membentuk pengalaman hidup yang begitu kompleks.
Eksplorasi yang dihasilkan oleh Purpla masih dalam kadar racikan tidak berlebihan. Semua dikonsep dengan sederhana untuk bisa dicerna dengan cepat. Poin tambahan yang saya dengar dalam Peron Fantasi adalah bagaimana masuknya instrumen lain menjadi pemanis jitu di segala lini.
Rekomendasi tiga teratas dari saya untuk daftar putar terbaik jatuh kepada La.. La.. La.., Hujan Lagi, dan Jalur Bebas Hambatan.