
Tanpa terasa satu tahun terlewati dengan segala kebisingan ataupun kegelisahan yang dirangkum oleh band-band Surabaya dalam kemasan rilisan fisik. Kali ini Radioactive-Force bersama Capital Sub Scene mencoba merangkum album-album terbaik selama 2016. Yaps, inilah versi menurut kami :
Valerian – Stardust Revelation | Nuansa album yang maha keren sekali dengan racikan unsur Helloween dan Iron Maiden, dimana kecepatan speed/power metal bertemu racun heavy metal yang sangat pas dan tidak berlebih.
Hi Mom! – The Youth Is The Real Time Bomb | Pop memang tidak lepas dari benang merah mereka, namun daya tarik yang wajib diperhatikan oleh band ini adalah kata-kata seperti “kok bisa sih membuat suatu konsep musik yang aneh tapi masih dalam pakem layak dinikmati”. Nah itu adalah deskripsi saya tentang band dan album ini.
My Mother Is Hero – Midst | Berani meninggalkan konsep rock’n’roll yang mainstream ala Guns’N’Roses seperti pada album sebelumnya, maka Black Sabbath dan Wolfmother yang bertanggung jawab atas konsep album kedua mereka yakni Midst. Alhasil it’s gonna be sick dude, you’ve got it !.
Dopest Dope – Close To Death | Sosok penghuni luar angkasa sepertinya benar-benar merasuki band ini, sehingga debut albumnya sangat absurd dengan segala kebisingannya yang epic. Serasa terdengar melayang jikala kalian menghabiskan track by track hingga akhir.
Crucial Conflict – Back To Battlefield | Legiun metalcore satu ini punya magnet yang lebih kuat untuk menghasilkan konsep musik yang sarat akan keseriusan dalam berkarya. Nafas dari sang gitaris dan drummer sangat berperan dalam album ini. Power of the riff!!!!.
Wolf Feet – Blessed By The Streets | Mungkin inilah yang dinamakan kewajiban dalam sebuah band untuk menghasilkan perubahan dalam album barunya, dan Wolf Feet berhasil melakukan itu. Materi, lirik, sound pada album kedua ini cukup punya andil untuk meresahkan kuping kalian.
Gerogot – Cruelty Vomit of Hatred | Kejam, sadis, brutal atau apalagi yang bisa mendeskripsikan album ini?? Wtf, this album is really crazy and out of control. Mastering dari Imperial Studio Recording (USA) dan cover album dari Daemorph Evil Art (Rusia) menambah kadar sangarnya menjadi dua kali lipat.
Egon Spengler – Ecto 1
| Style punk rock ugal-ugalan yang kerasukan arwah jahat dari The Ramones dan Motorhead dilebur menjadi delapan track dalam album Ecto 1. Simple namun menggigit itulah gambaran apa yang terkandung di album ini.
Indonesian Rice – Prolog
| Nuansa reggae / dub yang berkelas terlahir juga dari gerombolan satu ini. Permainan tiap instrument kalau saya bilang sangatlah terbagi rata, tidak ada yang berlebih dan mencoba untuk memblow up karismatik antar player itu sendiri.
Pig Face Joe – Are You Okay?
| Mungkin tidak banyak yang berhasil membawa konsep musik punk rock ala Rancid ke dalam band lokal, namun nama Pig Face Joe berhasil meleburkan nyawa mereka layaknya Lars Frederikson cs ada dalam jiwa mereka.
Pollar 33 – Learn From Chaos
| Tidak banyak yang memilih musik melodic hardcore kemudian menghasilkan album yang bagus. Pollar 33 menjawab semua itu, teenagers satu ini punya sesuatu yang fresh dalam balutan distorsi yang manis dan tetap gahar untuk di konsumsi.
Timeless – Between And Beyond
| Soul punk / rock / alternative, yah itu adalah sebutan menurut saya atas apa yang mereka mainkan dari pertama dibentuk. Konsep yang simple dengan adanya gesekan melodi pemanis dan karakter vokal yang lantang dan punya khas itulah magnet dari Timeless sendiri.
Penasaran lebih lengkap dari apa yang saya deskripsikan tentang rangkuman 12 album terbaik dari band Surabaya di tahun 2016 ini, yah beli donk CDnya juga. Terima kasih dengan tahun 2016 yang menghasilkan banyak album, band, gigs keren di kotaku tercinta ini, hail Surabaya, hail movement !.
Ditulis oleh Fadly Zakaria.M