Goddess of Fate, satu nama yang menarik buat saya ikuti perkembangannya terutama dalam kegilaan karya mereka. Semua memang sudah terjawab pada 2018 lalu, terlahir album baru dari Goddess of Fate yang dinamakan “Spiral Orchard Pt. 1”. Album tersebut sukses juga menghantarkan pengakuan dengan feedback bagus di media berskala internasional seperti Metal Injection, Metal Hammer Magazine dan juga Vice. Pengakuan dari ketiga media tersebut bisa menjadi perwakilan bahwa Goddess of Fate benar-benar punya ancaman berlabelkan warning.
Bagi yang masih awam mendengar nama Goddess of Fate, band berbahaya satu ini dari awal mempunyai konsep kuat dengan menyembah tingkat kerumitan dalam fragmentasi musik Metal/Rock/Progressive. Ahmad Okta (bass), Saka Pramudita (gitar), Revan Verdian (drum) dan Dicky Faizal (vokal) baru saja merampungkan ibadah “Spiral Road Tour 2019” di beberapa titik Pulau Jawa yakni Surabaya, Batu, Cirebon, Bandung dan Jakarta. Namun agresi tidak terhenti disitu saja karena Goddess of Fate akan melanjutkan pada bulan November mendatang di Jepang, Singapura dan Malaysia.
Goddess of Fate merekam keseluruhan album ini dari tahun 2016 sampai akhir 2017 di Watchtower Studios, sebuah studio yang menjadi saksi pembuatan berbagai masterpiece buatan musisi Yogyakarta seperti Exhumation – Opus Death, Cloudburst – Cloudburst, Warmouth – Pariah, LKTDOV – Behold, A Shattered Enchantment EP dan berbagai album lainnya. Adapun berbagai musisi tamu yang tentu saja menghadirkan warna tersendiri dalam album Spiral Orchad terhitung Wednes Mandra (Rabu), Nikodemus Febrian (Deadly Weapon), J (Headkrusher), Made Dharma (Deadly Weapon/Warmouth/Sunlotus) yang bertindak sebagai salah satu engineer, serta tidak ketinggalan Indra Menus (To Die/LKTDOV) ikut pula mengisi vokal. Untuk urusan artwork album dipercayakan oleh seniman senior Yogjakarta, Oik Wasfuk dan Mors/Imagomortis.
Link streaming “Spiral Orchard Pt. 1” : https://goddessoffate.bandcamp.com/album/spiral-orchard-pt-1
Ditulis oleh Fadly Zakaria.M