
Event tahunan Indie Clothing Expo adalah termasuk salah satu yang ditunggu bukan hanya kalangan teenagers saja, namun untuk para mahasiswa/i bahkan terlihat juga sesekali dari kalangan orang tua ada semuanya. Yah kali ini Indie Clothing Expo (ICE) tidak terasa memasuki tahun ke-8 dengan mengusung tema EnergICE. Masih diprakarsai oleh KICK dan dibantu Dyandra Production, event ini tetap mempunyai energi yang benar-benar terkonsep bagus, bisa dilihat juga dari munculnya tahun pertama hingga sekarang ini selalu punya karismatik tersendiri. Pada The 8th ICE ini yang berubah bisa dilihat ada pada tambahan spot games ballyard, fresh point yakni tempat wastafel dengan kelengkapan pomade-sisir-sabun muka ada di area outdoor, tenant food bazaar semakin banyak dan variatif, workshop yang seru juga di tiap harinya. Untuk area indoor selain booth clothing ada something yang menarik perhatian yakni para komunitas kustom garage, fixed gear ataupun sneakers team pamer koleksi mereka, unjuk taring nih koleksinya yang ngeri pada dikeluarin semuanya.
Pada booth local cloth ada sedikit tambahan brand yang sebelumnya belum ikut serta, terlihat juga ada beberapa brand yang tidak join pada tahun The 8th ICE. Dalam tahun ini terlihat imbang juga kunjungan konsumen berbelanja ke booth yang dominan menjual item cowok dan juga cewek, tiap ngelihat kesana kemari para konsumen sudah terpuaskan menghabiskan salary mereka dengan item incerannya atau ada juga yang stres belum dapat lebih tapi doku sudah habis duluan nih hmmm itu termasuk resiko tuh. Momen yang diambil event ini sangat pas juga dengan awal bulan pada 1-3 April.

Untuk outdoor area dan indoor area tidak banyak perubahan masih sama seperti ICE ke-7 tahun lalu. Bedanya hanya pada line up guest star yang kali ini dibagi dengan berbagai genre. Pada sebelumnya memang lebih dominan menghadirkan line up band-band cadas hampir tiap harinya seperti Burgerkill, Seringai, Taring namun pada tiga hari ini terasa aura yang melankolis sampai yang berisik ada semuanya. Hari pertama jagoan pop retro Naif mewarnai tembang-tembang syahdunya yang membuat sing a long tanpa henti. Sebagai opening hari pertama ada deretan band lokal ternama juga yakni My Mother Is Hero, Timeless, Senandung Sore. Hari kedua tak kalah serunya, ada Endah’N’Rhesa beserta Heavy Monster dan Taman Nada yang kembali memukau ribuan penonton. Puncak The 8th ICE sengaja untuk dibuat panas oleh deretan line up band-band berdistorsi cadas sampai closing. Yeah, hari ketiga semakin ramai dengan hadirnya para massa hitam pasukan mati dari penjuru kota di Jawa Timur yang ingin menyaksikan band idolanya beraksi. Yang dinanti adalah Dead Squad membawakan juga track terbarunya ampuh membombardir crowd sampai barikade goyah. Tak kalah juga band-band sebelumnya ada Devadata, Babel, The FlinsTone mampu memanaskan terlebih dahulu.
Semoga tahun depan event ini tetap konsisten membawakan tema yang fresh entah itu dari segi apapun juga. Selalu yang dinantikan untuk para penikmat shopping, pecinta kuliner, para die hard musisi lokal di segala umur. Support your local movement, sukses.
foto dan tulisan dari Fadly Zakaria.M