Tahun 2016 tidak dipungkiri bahwa band-band di kota Surabaya semakin produktif untuk membuat gencaran bertubi-tubi, seakan bom waktu ini tidak pernah habis untuk diledakkan. Maka bulan Mei muncul sebuah debut album dari band post hardcore yakni Gears of Dagger Saw yang bertitle Becomes Infinity And Rises berisikan 7 track dengan total durasi 27 menit. Hasil kerja keras Loudforge Management bersama Truesonic Records untuk terus-menerus membuahkan hasil maksimal. Dan seberapa maksimal hasil kerja mereka, saya akan coba menelaah satu persatu dari album ini.
Track pembuka ada At The Gates, racikan instrument keyboard dan sampling pada awal yang sangat menarik untuk menembus sambutan sang vokalis dengan keseluruhan full instrument lainnya. Lanjutan di hajar langsung oleh Lost In Savage sebagai track kedua dan track pemanas yang pas. Track ini adalah single perdana mereka juga yang beberapa bulan silam sudah dibocorkan terlebih dahulu. Martyr of Depressed Me dipilih sebagai track ketiga yang disini punya andil kuat ada dalam female voice, pembagian lirik pada dua vokalisnya juga bagus. Kemudian ada Drowning In Downlight track pengobar sekaligus single kedua dari album ini. Footage video juga dibuat dalam promo rilis single tersebut, track keempat ini adalah track favorit saya dari karya mereka, karena salah satunya punya chorus yang memorable terikat dengan riff-riff dari awal hingga akhir track dengan kadar tidak membosankan. Cooling down sejenak dengan Against Me, yang kembali kuat disini ada female voice bersama permainan keyboard pengantar rasa gelisah ini seakan terkamuflase beberapa saat. Yang menarik pada track tersebut memasukkan instrument violin sebagai pemanis. Tanpa belas kasih lagi, track Brave Young menyambut dengan beat drum dan distorsi gitar pemecah kesunyian pada track sebelumnya. Sedikit awalan pada track ini mengingatkan It Never Ends-nya Bring Me The Horizon. Ditutup oleh track seperti title album mereka yakni Becomes Infinity And Rises, sang vokalis layaknya ingin meraih mic dan segera meraung seakan berbicara tentang apa yang terisikan dibalik pada lirik ini tentang bagaimana cara kalian untuk tidak terpuruk kemudian bangkit sekuat mungkin. Aransemen juga sangat mewakili untuk rasa emosional lirik tersebut, nice one.
Album ini bisa dibilang pencapaian yang bagus dari Arif (Vocal), Vio (Vocal), Eko (Gitar), Fendy (Gitar), Ryan (Bass), Ovilio (Synth & Keys), Dewa (Drums) dimana mereka band baru dan berani untuk memuntahkan debut album. Dan juga di Surabaya band yang bergenre post hardcore seperti mereka ini sudah tidak banyak muncul ke permukaan dengan kewajibannya membuat materi bagus hingga rilis album. Racun-racun seperti We Came As Romans, Issues, I See Stars punya andil untuk mereka merealisasikan materi yang dikemas epic. Dalam segi sound pada album ini juga tidak mengecewakan, distorsi yang gahar dibalut dengan nuansa yang manis sangatlah pas untuk menggambarkan semua track. Good job mate !
Ditulis oleh Fadly Zakaria.M