
Danilla Riyadi sebuah sosok yang tidak asing lagi bagi para pecinta musik yang ada di Indonesia, album Telisik memang menghantarkannya ke dalam jenjang yang jauh untuk sebuah musisi yang dikenal dengan karyanya yang punya kualitas sangat bagus. Memang ada beberapa solois wanita juga selain Danilla sendiri yang mendapat perhatian khusus dari publik, namun nama Danilla selalu menarik untuk di simak dengan khasnya dalam membuat lagu sekaligus menuai lirik yang unik. Nah, setelah hampir 2 tahun tidak merilis album lagi, maka progres dari Danilla sudah ada sinyal untuk menyelesaikan karya-karya barunya ke dalam studio recording. Resmi hari ini rabu 19 Oktober 2016, single Kalapuna beredar via digital saja.
Lagu ini dipersiapkan Danilla sebagai pengantar menuju dirilisnya album kedua yang beredar pada tahun 2017. Dengan musik yang bersandar pada keys dan synth, ia menjanjikan konsep musik yang berbeda. Secara garis besar, Danilla masih memainkan balada di lagu “Kalapuna” namun pendekatannya lebih haunting, bisa didengar dari nada-nada dingin yang dominan di seluruh lagu. Unsur keys memenuhi lagu dengan gitar yang dipetik lebih bluesy. Dari segi lirik, pengambilan sudutnya lebih unik. Danilla merekamnya di Ruang Waktu Studio dan sum it! Studio. Mixing dan mastering dikerjakan oleh Aldi Nada Permana. Di lagu ini Danilla bukan hanya menyanyi, ia juga bermain keyboard dan synthetizer. Untuk band pengiring, ia masih dibantu oleh Lafa Pratomo pada gitar dan bass juga Dimas Pradipta pada drum.
Lagu ini menceritakan tentang waktu di mana hubungan sudah harusnya punah. Namun Danilla menuturkannya dengan cara pandang yang tidak biasa. “Pernah nggak merasakan sebal ketika tiba-tiba berhenti menyukai orang yang selama ini disukai. Kok bisa sih gue enggak demen lagi sama orang ini? Tapi pengennya gue aja yang nggak demen, lo jangan gak demen sama gue.”
Terdengar egois? Perasaan tersebut tertuang dalam lirik yang ditulis oleh Danilla.
Resah kala kau jaga
Murka jika ku dengar,
Letih tanpamu, arungi lautan rindu.
Remang tiada tara,
Namun sungguh terasa
Harum belaimu, seakan terus menunggu
Lepas jua jasadmu..
Biar buyar asaku..
Renungan yang mengalun,
Penuh sudah segala ruang…
Apakah aku terlalu keras menikam?
Lepas jua jasadmu..
Biar buyar asaku..
Sukar sudah tegakku..
Punah sudah masaku..
Lagu ini menguatkan karakter Danilla yang menawarkan alternatif bagi musik pop yang beredar belakangan. Sekaligus menunjukkan kalau ada cara lain untuk memainkan musik yang sudah dimainkan orang banyak. Suasana yang berusaha dicapai di lagu ini akan terdengar di seluruh album. Dengan pendekatan yang baru, Danilla lebih percaya diri memperkenalkan dirinya sebagai penyanyi dan pencipta lagu.