
Musik logam hitam di Indonesia memang tidak ada habisnya dalam kurun waktu lima tahun belakangan ini untuk terus menghasilkan ancaman demi ancaman baru, terutama lahirnya album yang berkualitas. Di kota Bogor ada satu nama yang sudah tidak asing untuk para penikmat musik logam hitam, mereka adalah Proceus. Band yang sempat mati suri dalam beberapa waktu ini memang layak mendapat predikat luar biasa, lahir pada tahun 1999 hingga 2002 yang masih memakai nama Proceus Unthrodden, kemudian berlanjut menjadi Proceus dari 2002 yang bertahan sampai 2007. Bukan hanya disitu saja karena Proceus memutuskan kembali untuk serius berkarya secara total pada 2011 hingga sekarang.
Kembalinya nama Proceus yang semakin menggaung tidak lepas didukung penuh oleh perkembangan kegilaan revolusi musiknya. Sudah melesatkan tiga album dari Heaven of Northern Ice (2005), Proceus (2016) dan yang terbarulah album tergila mereka yakni Maharaja (2019). Di album Maharaja inilah, Proceus berhasil membuat terobosan yang benar-benar layak diantisipasi, dimana kemasan musik Black Metal berhasil Proceus bawakan secara elegan.
Track pembuka kita disambut dengan Maharaja, sebuah instrumen pertanda bahwa gerbang peperangan telah dibuka dan Segan juga dengan permainan melodius pembukanya yang epic, serasa dibakar dari awal. Ada 7 track yang berdurasi keseluruhan 45 menit cukup membuat kepala kita sedikit lemas untuk menikmati kemewahan sang “Maharaja”. Sebuah gabungan elemen Black Metal yang cenderung agresif, melodic, atmosferik adalah permainan handal dari dinginnya musik Proceus.
Musikalitas yang semakin istimewa dicoba untuk Proceus hadirkan ke dalam Maharaja. Sentuhan kelam ala Istapp, Havukruunu, Windir dan Catamenia begitu terasa. Hitam Kelam Records masih menjadi tameng kuat dalam kedua rilisan terakhir album Proceus ini termasuk Maharaja. Saya tidak menyarankan apa saja track terbaik pada album ini, karena ketujuh track tersebut berhasil menggiring opini saya bahwa Maharaja benar-benar punya power secara totalitas. Yang saya sarankan segera saja beli format fisiknya dan selamat datang di era kegelapan yang bernyawa.
Ditulis oleh Fadly Zakaria.M