COWABUNGA, Bentuk Pragmatis dan Humanis dalam Album Keenam Sajama Cut

Foto: Sajama Cut I Teks: Fadly Zakaria.M

Per 11 Juli 2025, album penuh keenam ‘COWABUNGA’ dari Sajama Cut resmi beredar di seluruh kanal musik digital. Lahirnya album tersebut melengkapi lanskap perjalanan salah satu ikon indie rock independen Indonesia sejak awal 2000-an.

Tema besar dalam 9 nomor canggih berfokus pada perjuangan hidup di dunia yang semakin keras serta dipenuhi ketidakadilan oleh manusia beritikad buruk. Melalui rilis pers, sang leader dan vokalis, Marchel Thee menyebutkan “Ini adalah album yang paling ‘telanjang’ yang pernah kita tuliskan secara lirikal. Musiknya adalah versi super saiyan, alias enhanced, dari album kita sebelumnya Godsigma – album yang begitu connect dengan banyak Cult (sebutan untuk fans Sajama Cut).”

Sajama Cut selalu mengedepankan kekuatan lirik dan pemilihan judul lagu yang berkarakter (humane), penuh nuansa emosional, puitik dalam ketelanjangan yang menyentuh. Tidak cuma itu saja, Sajama Cut memperluas kampanye besar album barunya lewat COWABUNGA Universe dalam enam karakter animasi yang masing-masing mewakili satu album dalam seluruh diskografi mereka seperti Apologia yang muda dan melankolis, The Osaka Journals yang romantis, Manimal yang optimis, Hobgoblin yang riuh dan dewasa, Godsigma yang empatis, hingga COWABUNGA yang pragmatis dan humanis dalam menatap kenyataan hidup.

Jujur, menurut saya album COWABUNGA adalah taman bermain yang mempunyai beragam tumbuhan liar namun berhasil dirawat dengan cermat oleh Sajama Cut hingga bisa meracik segala detail bebunyian serta urutan pattern-nya terdengar nge-blend banget. Kompleks dan luar biasa. Speechless!

Tiga trek favorit saya jatuh kepada ‘DEVOSI, GODSKIN, & KEBAHAGIAAN SEUTUHNYA’, ‘TAK KUTEMUI APA YANG DICINTAI LAGI DALAM HIDUP INI’, dan jelas ‘HOMILI/MENATAP WAJAH TUHAN’. Showcase tunggal album COWABUNGA sangat ditunggu banget sih.